Pendekatan populer yang sering dipakai
adalah teori ekonomi industri, yaitu teori ekonomi untuk menganalisa
industri. Landasan pemikiran ekonomi industri ini lebih lanjut
dikembangkan untuk menganalisa soal-soal industri energi. Pembahasan
ekonomi industri dimulai dengan menguraikan teori struktur pasar dan
kaitannya dengan industri energi. Bagian selanjutnya membahas
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja industri energi. Kemudian
disajikan perkembangan kinerja industri energi untuk jenis-jenis energi
utama, sehingga diharapkan dapat memberi gambaran menyeluruh tentang
industri energi.
Energi dalam Ekonomi Industri
Ekonomi industri
membahas kelakuan produsen atau perusahaan dalam industri. Pengertian
industri dalam lingkup mikro adalah kumpulan dari perusahaan yang
menghasilkan barang-barang homogen atau substitusinya. Pengertiannya
dalam lingkup makro adalah kegiatan ekonomi untuk menciptakan nilai
tambah. Analisa ekonomi industri sampai batas tertentu masih dapat
menggunakan pendekatan mikroekonomi. Penjelasannya tidak berbeda dengan
teori mikroekonomi yang umum berlaku, misalnya, bila ekonomi industri
memakai teori harga. Namun, pembahasan ekonomi industri lebih banyak
ditekankan pada struktur pasar yang tidak sempurna.
Ada tiga
kerangka pemikiran utama dalam teori ekonomi industri. Pertama, metode
Struktur-Perilaku-Kinerja (S-P-K). Kedua, metode Chicago. Ketiga, metode
Ekonomi Industri “Baru.” Struktur pasar dengan metode S-P-K menentukan
perilaku produsen, dan perilaku produsen menentukan kinerja suatu
industri. Metode Chicago merupakan kebalikan dari metode S-P-K. Metode
ini menyatakan bahwa produsen atau perusahaan akan mampu mencapai
efisiensi seperti produsen lainnya. Hal terpenting di sini adalah tidak
ada intervensi pemerintah. Sedangkan ekonomi industri “Baru” dengan
menggunakan simulasi model teori permainan pada pasar yang tidak
sempurna, mendukung serta membuktikan kerangka metode S-P-K merupakan
paradigma utama dalam menganalisa suatu industri.
Struktur Pasar
Pengertian struktur
pasar dalam ilmu ekonomi dapat dijelaskan sebagai pembahasan yang
berkaitan dengan lingkungan di mana pasar tersebut beroperasi.
Lingkungan itu membahas banyaknya produsen atau perusahaan, fungsi
biaya, fungsi keuntungan, dan kendala yang menghalangi produsen untuk
masuk ke dalam suatu industri.
Tujuan utama produsen adalah mendapatkan
keuntungan maksimal. Kondisi itu terpenuhi saat pendapatan marjinal sama
dengan biaya marjinal. Dari hasil tersebut akan diperoleh harga. Adanya
berbagai macam bentuk pasar membuat harga yang terbentuk juga ikut
berbeda. Harga tergantung karakteristik setiap pasar. Karena itu pelaku
ekonomi – pemerintah, produsen, dan konsumen – perlu mengetahui berbagai
jenis pasar serta karakteristiknya masing-masing sehingga dapat
menerapkan strategi dan kebijakan yang tepat.
Persaingan dan Monopoli Sempurna.
Produsen yang memiliki kekuatan
persaingan sempurna atau monopoli sempurna pada umumnya bertujuan sama,
yaitu memperoleh keuntungan secara maksimal. Terdapat dua ciri pokok
yang membedakan monopoli dengan persaingan sempurna. Pertama, hanya ada
satu produsen yang memproduksi barang dalam pasar monopoli. Kedua,
produsen lain menghadapi kendala untuk masuk dalam pasar monopoli. Pasar
monopoli dari dua hal tersebut tidak akan mengalami persaingan dan
ancaman produsen lain. Berbeda halnya dengan pasar persaingan sempurna.
Produsen memproduksi barang relatif banyak dan sebagian dari mereka
adalah produsen yang berukuran relatif kecil. Mereka leluasa keluar
masuk di pasar ini karena tidak ada halangan yang berarti sehingga
selalu terjadi kompetisi antarprodusen.
Produsen dalam pasar kompetitif bertindak
selaku penerima harga. Sedangkan produsen dalam pasar monopoli
bertindak sebagai penentu harga. Karena satu-satunya produsen yang
menyediakan barang, maka dalam pasar monopoli dia dapat memilih secara
bebas tingkat harga yang dikehendaki. Sedangkan harga pada pasar
kompetitif terbentuk dari keseimbangan permintaan dan penawaran dengan
biaya marjinal yang sama dengan pendapatan marjinal. Demikian pula pada
pasar monopoli, produsen akan memaksimalkan keuntungan pada saat biaya
marjinal sama dengan pendapatan marjinal. Yang membedakan kedua jenis
pasar itu hanya pendapatan marjinal masing-masing.
Berbagai Bentuk Monopoli dan Oligopoli
Faktor-faktor internal
dan eksternal memungkinkan terbentuknya struktur pasar monopoli. Faktor
internal disebabkan oleh kondisi perusahaan itu sendiri, sedangkan
faktor eksternal lebih banyak karena pengaruh kebijaksanaan pemerintah.
Faktor internal :- Produsen mampu melakukan efisiensi biaya dengan berproduksi pada skala ekonomi dan/atau inovasi teknologi. Biaya produksi yang demikian rendah akan menghalangi produsen lain menghasilkan produk serupa.
- Produsen menguasai satu atau beberapa faktor produksi yang sangat penting. Penguasaan ini diperoleh karena tugas dan perusahaan lain atau dari induknya, atau merupakan hasil merjer beberapa perusahaan yang dominan dalam pasar oligopoli.
- Hambatan secara sengaja diciptakan oleh produsen monopoli. Dengan hambatan ini produsen saingan akan sulit berkompetisi dengan produsen monopoli. Hambatan tersebut dapat berupa tingkat harga yang ditetapkan cukup rendah sehingga sulit untuk disaingi.
- Pemerintah memberi hak monopoli sepenuhnya kepada satu produsen yang dianggap mampu memproduksi barang tertentu. Barang-barang itu menyangkut kepentingan rakyat banyak. Dengan alasan mengendalikan kapasitas produksi dan proteksi, pemerintah dapat saja memberikan hak monopoli.
- Hak paten yang diberikan untuk penemuan produk baru atau proses teknik produksi yang baru untuk satu produsen, hak ini biasanya dilindungi oleh peraturan-peraturan atau undang-undang suatu negara.
- Pemerintah memberikan ijin konsesi hanya kepada satu perusahaan untuk melakukan kegiatan ekonomi dalam satu wilayah tertentu.
Produsen monopoli sempurna mempunyai
biaya marjinal konstan atau meningkat. Dalam praktik pasar monopoli
dapat terbentuk justru karena biaya marjinal dan biaya rata-rata
perusahaan menurun dengan produksi yang semakin meningkat. Produsen
monopoli dengan ciri seperti itu dapat menyediakan barang dengan harga
lebih murah daripada produksi dua atau tiga perusahaan lebih kecil.
Sehingga secara alamiah produsen saingan akan mati karena tidak sanggup
bersaing dengan produsen monopoli. Sifat monopoli yang timbul secara
alamiah ini sering terjadi pada produsen sumber daya energi yang mampu
beroperasi dalam skala ekonomis.
Untuk itu diperlukan suatu peraturan yang
memperbolehkan perusahaan monopoli alamiah melakukan berbagai
alternatif kebijaksanaan seperti :
- Menerapkan diskriminasi harga bagi konsumen. Tujuannya adalah kompensasi bagi produsen monopoli dan mempertahankan harga pada biaya marjinal.
- Menetapkan tingkat harga tertentu yang memungkinkan produsen monopoli mendapatkan kembali modal dan keuntungan yang wajar.
- Mendapatkan subsidi sebesar surplus konsumen dari tingkat harga yang ditetapkan dan kemudian menjual hak monopoli dalam pasar persaingan sempurna.
Monopoli murni mempunyai satu produsen
dengan banyak konsumen. Keadaan pasar dinamakan monopoli-monopsoni bila
hanya ada satu produsen dan satu konsumen. Tingkat harga dan produksi
barang ditetapkan lewat kesepakatan kedua belah pihak. Batas bawah dan
batas atas dari harga dan tingkat produksi dapat ditentukan dengan
menggunakan analisa untuk pasar monopoli. Produsen dan konsumen harus
dalam keadaan seimbang dan masing-masing mempunyai kekuatan tawar yang
sama.
Oligopoli
Dalam pasar oligopoli terdapat produsen
besar yang dominan dan produsen kecil sebagai pesaing. Pasar oligopoli
adalah struktur pasar yang berada di antara pasar persaingan dan
monopoli. Karena posisinya itu kelakuan pasar oligopoli sulit dijelaskan
hanya dengan teori ekonomi saja. Harga yang meningkat kemungkinan besar
mendorong konsumen untuk meninggalkan pasar. Sama seperti yang terjadi
dalam pasar monopoli. Namun yang dikhawatirkan pasar oligopoli bukan
hanya konsumen yang meninggalkan pasar. Konsumen mungkin beralih dan
mulai membeli barang dari produsen kecil serta “mengancam” dominasi
produsen besar. Karena itu produsen besar perlu memperhatikan dengan
cermat kelakuan dan reaksi produsen kecil, sehingga dominasi dalam pasar
oligopoli tetap dapat dipertahankan. Perusahaan besar menjadi dominan
karena ditunjang oleh biaya marjinal yang rendah, dalam memproduksi
barang. Perilaku demikian dijelaskan dengan menggunakan model Harga
batas.
Integrasi, Merjer, dan Konglomerasi
Merjer, integrasi, dan
konglomerasi mempunyai tujuan tertentu. Di antaranya adalah untuk
mendapatkan sinergi, keuntungan lebih besar, meningkatkan efisiensi,
memperbesar pangsa pasar, dan mengurangi risiko serta ketidakpastian.
Merjer memiliki lingkup lebih luas ketimbang integrasi, Dua atau lebih
perusahaan yang melakukan merjer tidak harus mempunyai kaitan proses,
produksi barang yang sama, dan dari perusahaan sejenis. Merjer
didefinisikan sebagai penggabungan perusahaan secara umum, sedangkan
integrasi adalah penggabungan secara khusus dua atau lebih perusahaan
yang mempunyai proses dan hasil produksi barang yang sama atau proses
produksi yang berkelanjutan – tergantung apakah integrasi horisontal
atau vertikal. Sementara konglomerasi adalah penggabungan khusus dua
atau lebih perusahaan yang mempunyai proses dan produksi barang yang
berlainan. Dengan melakukan diversifikasi produksi barang yang tidak
berkaitan sama sekali perusahaan konglomerasi dapat menghindari risiko
dan ketidakpastian dari pasar barang tertentu.
Konsentrasi Industri
Pasar monopoli menggunakan Indeks Lerner
untuk menentukan derajat kekuatan monopoli. Sedangkan pasar oligopoli
memakai patokan Konsentrasi Industri untuk mengukur derajat kekuatan
oligopoli. Menurut perhitungan Indeks Lerner, semakin tinggi Indeks
Linier semakin kuat derajat monopolinya. Sementara struktur pasar
oligopoli ditentukan oleh seberapa besar konsentrasi industrinya
Konsentrasi Industri menunjukkan kekuatan pasar oligopoli dan derajat
kesulitan pesaing baru untuk memasuki pasar ini. Tingkat persaingan yang
lemah ditunjukkan oleh Kosentrasi Industri yang tinggi. Begitu pula
sebaliknya. Tingkat persaingan akan menguat pada posisi Kosentrasi
lndustri yang rendah. Tinggi rendahnya Kosentrasi Industri dipengaruhi
oleh jumlah perusahaan yang keluar masuk pasar. Hal tersebut juga
tergantung kekuatan faktor produksi dan kapasitas produksi perusahaan
bersangkutan Besarnya Kosentrasi Industri. Seperti perhitungan Indeks
Lerner, ditunjukkan pada kondisi sesaat. Konsentrasi Industri pada
kondisi sesaat itu akan bermanfaat apabila dibandingkan dengan
Konsentrasi lndustri industri-industri lain. Namun untuk mendapatkan
gambaran lengkap kinerja suatu industri dalam rangkaian waktu perlu
ditunjukkan Kosentrasi Industri untuk kurun waktu tertentu. Derajat
besarnya Kosentrasi lndustri untuk kondisi sesaat digambarkan sebagai
hasil perhitungan Indeks Bain atau/dan Indeks Herfindahl.
Siklus Industri Energi
Industri energi, seperti layaknya suatu
industri, mengalami proses pertumbuhan untuk menjadi dewasa.
Perkembangannya tidak sama untuk setiap negara. Industri energi yang
baru tumbuh di beberapa negara jelas memerlukan waktu untuk mampu
bersaing di pasar internasional. Dengan demikian menarik untuk dicermati
siklus industri energi dan bagaimana industri ini mampu bersaing.
Sumber : Ekonomi Energi; Teori dan Praktik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar